Siapapun bisa merasakan patah hati, tapi tahukah Anda bila patah hati akibat kehilangan orang yang sangat dikasihi bisa meningkatkan risiko serangan jantung? Sebuah penelitian menemukan bahwa risiko serangan jantung meningkat delapan kali lipat di atas normal. Diwartakan Live Science, Senin (16/1/2012), risiko setinggi delapan kali lipat tersebut terjadi pada minggu pertama kehilangan orang yang dikasihi. Meskipun pelahan, seiring dengan waktu risiko itu akan kembali normal, kemungkinan terjadinya serangan jantung akan tetap tinggi setidaknya selama sebulan setelah peristiwa kehilangan.
“Duka cita dan kesedihan berkaitan dengan meningkatnya rasa depresi, kecemasan, dan kemarahan. Sedangkan kondisi tersebut bisa meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, serta menyebabkan darah lebih mudah menggumpal. Semua hal tersebut bisa jadi pemicu serangan jantung,” terang Elizabeth Mostofsky dari Cardiovascular Epidemological unit di Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC), di Boston.
Para peneliti mewawancarai sekira 2.000 pasien yang mengalami serangan jantung atau myocardial infarctions, dalam periode lebih dari lima tahun.Pasien-pasien tersebut menjawab pertanyaan tentang peristiwa yang berpotensi memicu serangan jantung, misalnya kehilangan orang terdekat mereka di masa lalunya.
“Beberapa orang akan mengatakan patah hati yang direspon dengan kesedihan memicu perubahan fisiologis. Jadi, rasa emosional dari patah hati tersebut bisa benar-benar menimbulkan kerusakan yang memicu serangan jantung,” kata Muray Mittleman, pimpinan Cardiovascular Epidemiological Research Program di BIDMC.
Intervensi psikologis yang tepat, penting untuk membantu menurunkan risiko serangan jantung pada orang yang mengalami kesedihan mendalam. Menurut Mostofsky, merupakan sesuatu yang logis jika dukungan sosial pada masa-masa rapuh bisa membantu mencegah risiko serangan jantung.
“Dokter, pasien, dan keluarga harus menyadari risiko ini dan meyakinkan bahwa kebutuhan fisik dan medis orang yang sedang bersedih telah dipenuhi. Dan jika seseorang menunjukkan gejala yang dikhawatirkan awal serangan jantung, kita perlu bertindak serius dan memastikan pasien diberi perawatan dan evaluasi yang tepat,” tambah Mittleman.
(Sumber: Okezone.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar